Akhirnya aku putuskan pulang ke jakarta.. sesak, marah dan benci masih mengendap. Entah sampai kapan ini semua akan tuntas. Hanya tuhan yang tahu.Bertahun lalu aku tinggalkan kota ini untuk melupakan kesalahan yang pernah aku buat dan memulai hidup baru, sekarang nasib mengajak aku kembali ke jakarta.
Entah apa yang aku rasakan.. senang ? sedih ? atau apa yang harus aku katakan...?
Pertemuanku dengan kaisar di jakarta, membuatku sedikit tersenyum.. ku akui dialah sosok ayah yang aku kagumi...
" apa yang kamu bawa dari rantau ? " tanya kaisar
" sekoper pakaian yang saya bawa pergi dulu "
" hanya itu ? "
" ya hanya itu "
" jadi apa yang kamu dapat selama ini ? "
" entahlah "
" tau ga.. saya bilang kamu rugi ? "
" waktu ! ga bisa kembali lagi "
" jadi apa yang telah kamu raih disana hilang begitu saja ? "
" rejeki sudah ada yang mengatur "
Terdiam dia mendengar jawabanku, aku yakin dia tahu ada perasaan yang tak dapat aku ungkapkan.. seakan mau meledak di dada ini, meronta minta dikeluarkan... Tapi aku tahan, tak ingin dia tahu apa yang aku hadapi disana dan apa yang sesungguhnya telah terjadi.
Lagipula aku kangen anak ku, tak tahan rasanya ingin memeluknya.. Jakarta begitu banyak menyimpan cerita yang begitu ingin... seandainya bisa.. aku lupakan.. kecuali tentang dimas tentunya.
Hari berlalu.. lama aku terdiam di Plaza itu, tiba tiba ko didiek sahabat ku menghubungi..
" don.. aku sudah bereskan urusan mu disini "
" beres bagaimana ? "
" udah, pokonya sudah ok !.. aku temukan bukti baru tentang si bangsat itu dan kau punya kesempatan untuk mendapatkan kembali apa yang telah kau korbankan " terangnya.
" sudahlah ko.. aku sudah ikhlaskan "
" jangan putus asa kawan, jalan masih panjang "
" aku akan baik-baik saja ko dan aku takkan kembali lagi kesana "
Lahir, jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, begitu pula rejeki.. takkan tertukar pikir ku. Dan lagi pula siapa sih yang mau hidup susah ?? Kalo bicara susah, toh memang aku bukan dari keluarga berada, sudah biasa.. terjalnya jalan hidup ini akan ku nikmati saja.
Pertemuan berikutnya dengan kaisar... masih juga dia penasaran.. dan hujan pertanyaan pun dimulai...
" saya sudah tau apa yang terjadi disana " kaisar buka suara
" Oh ya ? dari siapa ? "
" kamu tau saya lah.. mata dan telinga saya kan ada dimana-mana "
" berarti sudah tak ada lagi yang perlu dijelaskan " jawab ku
" tapi saya ingin bertanya.. boleh ? "
" boleh... lagipula kita di dalam pesawat.. tidak mungkin saya akan turun di tengah jalan "
" serius don.. bagian mana yang paling kamu benci dari semua ini "
" bagian dimana saya harus tertawa saat sedih .... dan tampak kuat saat saya sedang lemah " jawab ku
" kenapa begitu ? "
" karena saya merasa seperti aktor.. dan jalan hidup saya seperti sinetron, lebay dan saya sudah muak "
hahahaha...dia pun menertawakan jalan hidup ku.. Begitulah kedekatan kami berdua, tidak ada satu pun yang dapat aku sembunyikan dari nya, semua masalah.. entah bagaimana dia bisa tahu dan selalu ada pada saat aku butuhkan.. begitu sebaliknya..
Kata-kata nya yang penuh filosofi kadang salah diartikan orang lain, sifatnya yang tegas kadang membuat orang mencibir.. dan entah kenapa aku selalu mengerti jalan pikiran "mushasi" ini.. dan dia pun kembali bertanya..
" kamu kapok don ? "
" tidak ! "
" apa yang akan kamu lakukan sekarang ? "
" mulai lagi dari nol "
Aku masih hidup dan dunia belum kiamat.. kenapa harus berhenti ? toh telah banyak yang telah dilalui bahkan aku pernah hidup di jalanan ! i believe i can fly !.
Mother im home... maaf pa.. maaf ma.. Don pulang hanya membawa koper yang dulu don bawa tuk pergi. Tapi don bahagia dengan semua perjalanan ini.. melihat dunia luar dan bertemu dengan banyak orang. Telah membuka mata ku tentang banyak hal dan mengerti arti kata bersyukur.